Kamis, 16 April 2009

Nasib dan Takdir

080376a1


Selesai sudah pesta demokrasi 9 April 2009.  Rasa lelah karena di komplain daftar DPT oleh warga, sampai terkena imbas gagal tender bilik suara untuk JABAR yang akhirnya bilik di buat dari kain jarit. Hi...hi..... kasian deh negara-ku ini...


Malam ini berniat melepas penat, mencoba cari temen bapak-bapak yang biasa stand by di posko. Alasan bapak-bapak nongkrong di posko katanya  ikut jaga keamanan, padahal alasan lain yang terembunyi dan para istri tak pernah tahu, wuih..... buanyak sekali. (Gak jauh beda dari suami-suami takut istri.... ha...ha...ha...)


Sampai di posko ternyata sedang ada diskusi yang cukup serius. Membahas tentang Nasib dan Takdir.


"Nasib sama Takdir, ya... sama aja lah....." kata pak RT Sahlan.


"Ya, beda dong pak. Kalau nasib itu bisa di rubah, kalau takdir kagak...." sahut pak Ginting.


"Bener juga tuh kata, pak Ginting. Tapi, nasib saya dari dulu kok ngak berubah-berubah sih. Gini-gini aja, apa ini takdir...???" Mas Nur, ikut nimpali.


"Assalamu'alaikum, bapak-bapak." sahutku memberi salam dan otomatis memotong diskusi yang cukup serius tapi santai ini.


"Wa'alaikumsalam." sahut bapak-bapak. Aku mencari tempat duduk diantara para bapak-bapak.


"Nah, untung ustadz datang nih. Gimana menurut ustadz ???" tanya pak RT Sahlan. Bapak-bapak di komplek perumahanku memang kadang menyebutku ustadz, entah apa alasannya. Mungkin karena aku sudah bisa baca Al-Fatihah kali.... hi....hi........ Atau mungkin juga diantara para cowboy, aku dianggap paling nyantri. Tapi yang jelas, di antara santri akulah yang paling ngoboy... Ha.....ha.....ha...


"Begini, bapak-bapak. Ibarat kita akan menyeberang jalan. Kita ada di suatu sisi dan hendak menyeberang ke sisi yang lain. Tidak akan pernah kita bisa sampai ke sisi yang lain kalau kita tidak ada usaha untuk menyeberang. Inilah perumpamaan nasib, menurut gambaran saya. Jadi kalau kita sekarang berada di sisi kemiskinan, maka tidak akan pernah kita menjadi kaya kalau kita tidak ber-usaha untuk mencari kekayaan itu. Gimana..?"


"Lah, bedanya dengan Takdir apa, Tad..?" tanya pak Ginting.


"Nah, contohnya sama dengan orang yang mau nyebrang tadi. Karena dia ingin berpindah kesisi yang lain, maka dia berusaha untuk menyeberang. Usahanya itu adalah sebuah proses. Dia akan tengok kanan dan kiri, apakah ada mobil yang melintas atau tidak. Kalau merasa sudah aman maka dia akan menyeberang. Ada dua kemungkinan hasil dari proses yang dia lakukan (menyeberang). Pertama, dia selamat sampai ke seberang. Atau dia tak pernah sampai ke seberang karena suatu hal, tertabrak misalnya. Itulah yang kemudian harus kita terima sebagai Takdir".


"Baru ngerti dikit, Tad...." timbal pak RT Sahlan.


"Sekarang gini, gimana kalau pak RT Sahlan teraktir kita minum teh botol dulu. Warung mas Nur kan masih buka ?" (sebuah usaha merubah nasib)


"Oke, Tad. Gak masalah. Mas Nur, tolong dong teh botol empat yah"


"Siap, bos" jawab Mas Nur sambil beranjak ke arah warung. (sebuah proses)


Tak berapa lama, mas Nur teriak dari arah warung.


"Pak !, teh botolnya habis. Babarblas...., adanya cuma air mineral doang..!!!" (sebuah takdir)


"Ha...ha.... rupanya, malam ini kita ditakdirkan minum air putih, Tad. Tapi, tetap aku yang traktir kok... " kata pak RT Sahlan sambil ngakak.


(Subhanallah. Walhamdulillah. Allahu Akbar. Mudah-mudahan ada manfaatnya nongkrong di Pos Kam Ling).


tulisan ini dipersembahkan untuk bapak-bapak di komplek Taman Aster Bekasi.

Jumat, 10 April 2009

Kucintaimu Secara Sederhana

2096055796_f1c87fee2c_o


kucintaimu apa adanya,


seperti cintanya rembulan pada malam yang gelap, purnama-nya menerangi alam  sampai pagi menjelang.


kucintaimu tanpa kata-kata,


seperti mentari yang membagi adil sinarnya, cahayanya menyusup sampai keruang kalbu yang terisi rindu baru.


kucintaimu tanpa janji,


tidak seperti cinta pertama, menjerat, melontarkan diri ke mimpi di balik awan, lalu menghempas kebumi tinggalkan luka.


kucintaimu tanpa puisi,


yang katanya mampu meninabobokan dan mewarnai malam, lalu terbangun dalam kenyataan yang menyakitkan.


kucintaimu tanpa lagu,


yang syairnya mampu menghayutkan perasaan, yang lagamnya mampu mencipta khayalan.


kucintaimu secara sederhana,


seperti cintanya rama pada shinta, seperti setianya romeo pada juliet, seperti rindunya punguk pada bulan.



Purwokerto, 19 September 1993.

(Enam tahun kemudian setelah 19 September 1993, kumahkotai dia dengan mahar. Alhamdulillah.)

Terlanjur

01awcax2ayfzcaaaabaaaaaaaaaaa_31


terlanjur,


aku mengenalmu di waktu-waktu yang telah berlalu dan berdebu, diuntaian hidup yang terangkai menjadi kenangan dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari air mata.


terlanjur,


dulu kutitipkan separuh hati dan tak bisa tertagihkan, padahal invoice dua nama kita  masih tertanda di atas materai cinta, kini menjadi hutang tak terbayar.


terlanjur,


namamu ada dalam sejarah masa laluku, yang tak bisa dipungkiri dulu terasa manis dan menggairahkan. jangankan senyummu, menyebut namamu-pun mampu membuat jalan terasa lapang, gelap menjadi terang.


terlanjur,


kutulis goresan ini, dan membuat semua tahu bahwa ada cinta yang terpaut dan terputus, bahwa ada cinta yang tak selamanya berakhir indah, bahwa ada keterlanjuran aku memilih-mu.


lewat tulisan tanpa senyuman, akan kukubur atau kularung mimpi yang menina-bobokan, biar tetap menjadi sebuah catatan dan tak bisa terhapuskan....


tapi, hatiku  ingin terlahir baru tanpa namamu......


(puisi "kuminta separuh hatiku" dan "terlanjur" ini ditulis pada tanggal 26 Juni 1993, jadi mohon maaf kalau ke dua puisi terakhir ini agak narsis dan ke abg-abg-an.  Purwokerto nama kota yang jadi saksi kenapa puisi ini terlahir.)

Minggu, 05 April 2009

No. HP.

nokia-5700-xpressmusic


Ini cerita tentang pengalaman di tempat kerja yang baru. Tentang teman-teman sekantor yang semuanya cowok, (habis sekretaris bos yang baru belum ada gantinya tuh....), juga para driver yang ngak ada ceweknya. Kecuali driver Busway, aku belum pernah nemu driver cewek untuk Build Up dan Tronton... ada yang minatkah..???


Nah, dalam rangka efisiensi, maka ada kebijakan dari manajemen untuk menggunakan HP CDMA. Bagi yang kadung menggunakan GSM maka akan mendapatkan pengantian ongkos pulsa sebesar 150 ribu perbulan, selebihnya tanggung sendiri.


Karena No. GSM ku sudah terlanjur menyebar ke seantero JABOTABEK, maka aku ambil mosi kedua saja dibandingkan harus ganti No. ke CDMA. Sekaligus biar tetap bisa inetan pake 3G, kalau pake akses kantor nggak enak sama yang lain... he...he....he....


Nah, ceritanya ada driver yang baru saja ngalami sengolan dengan mobil tiga perempat. (Namanya ke senggol Tronton, walaupun kesenggolnya dikit tetap saja gak enak..kan..???). Sang Driver datang ke kantor untuk bikin berita acara. Setelah selesai urusan berita acaranya kami ngobrol ngalor-ngidul, sampai akhirnya ngebahas masalah No. Hp. baru CDMA yang di dapat para driver.


"No. HP. saya ini penuh keberuntungan loh, pak karena no. nya hoki banget..."


"Emangnya, No. HP. bisa bikin beruntung..???" tanyaku pada sang driver.


"Oh, jelas dong pak. No.HP. saya ini kalau dijumlahkan maka hasil akhirnya adalah sembilan. Nah, angka sembilan itu adalah angka ke beruntungan..." kata sang supir meyakinkan.


"Masa, sih...???" tanyaku pengin tahu.


"Sekarang, nomor HP. bapak berapa..??? saya hitung deh, pak. No. keberuntungan apa bukan"


"Oke. No. Hpku. 0814-1019 5891. " (ini asli no hp 3g  kenuzi50, kalau gak percaya silahkan miss call... he..he.....).


"Waduh, pak ini No. HP. "jebot" nih. Nilainya O pak, lebih baik bapak ganti No. HP. biar lebih sukses lagi" . Nasehat pak driver.


Aku, tersenyum saja dengar ramalan pak driver sambil berbisik di telingganya.


"Yang nyenggol mobil tuh bapak, bukan aku. Jadi No. HP. bapak saja yang di ganti..." bisikku, sambil berlalu ke arah kantin. Waktu makan siang telah tiba.


(Aku merasa beruntung punya No. HP. 3g sekarang ini, bisa mengenal teman, sahabat, saudara dan bidadari di WP.... bagiku Allah-lah yang menentukan segalanya, sebagai manusia kita hanya wajib berusaha. Apa yang akan terjadi besok hari, terjadilah.....)