Jumat, 05 November 2010

Rahasia Obat Hati (2)



Aku termenung di sisi jendela yang masih terbuka. Malam bertambah larut, sementara gerimis tak juga beranjak pergi. Dia masih setia menemani dinginnya malam.

Memaknai jalur kehidupan yang telah ku tempuh, serasa meraut tajamnya bilah bambu. Tak sekedar membuat tanganku terluka, tapi menembus ke dasar hati yang selalu gundah-gulana.

Sebait kata dari kang ustadz tadi sore masih tergiang di telingaku. "Nikmati rasa sakitmu, sehingga hatimu terasa penuh dengan rasa ihklas".

Ah, pandai nian kang ustadz berucap. Sehingga rasa sakitpun bisa di ubah menjadi rasa yang nikmat. Lalu hati menjadi lapang karena tak ada lagi tempat untuk kecewa. Semua telah penuh dengan rasa ikhlas.

Teringat tadi pagi, seseorang telah dengan tega mendzolimi. Di fitnahnya diri, yang tak berniat, apalagi berbuat. Sehingga tak hanya raga, tapi juga rasa merasa terhianati, merasa semua mata menghakimi. Hancur sudah, luluh lantak. Padahal hidup mesti terus di jalani.

Ini malam kembali hati introspeksi diri. Apakah kejadian tadi pagi, buah dari benih perilaku yang ku tanam sendiri? ataukah sekedar ujian peningkatan kadar keimanan yang tak jarang terabaikan? atau sebuah sentilan dari Sang Maha Pencipta? sehingga hati menjadi terluka...

Malam semakin larut, dingin semakin menggigit. Hujan tak juga memberikan tanda akan reda. Bunyi binatang malam semakin jarang terdengar. Aku terhempas dalam kesunyian yang dalam, sendiri, dingin dan sepi.

Ah, rasanya ini waktu yang tepat bagiku berdialog dengan-Nya. Mengadukan segala urusan duniawi yang penuh dengan kepalsuan. Melaporkan semua ketidak adilan, meminta pada-Mu obat hati yang mujarab, agar tak mudah menyalahkan keadaan dan mampu menerima semua kejadian dengan hati yang lapang.

Kuambil air wudhu, bertahajud padaMu. Seuntai Do'a ku panjatkan pasca sujud malamku...

"Ya, Allah. Ajarkan lagi padaku ilmu Ikhlas-Mu".

(semoga ikhlas ini menjadi obat hati yang mujarab...Amin.)

Senin, 21 Juni 2010

Cinta Ikhlas



Ku cintaimu,
dari hulu sampai hilir, seperti air yang mengaliri sungai.
riaknya nyanyikan lagu cinta, tentang syair sang pujangga.

Ku cintaimu,
dari pagi sampai malam, lembutnya bak sinar rembulan.
menyinari segala bentuk kerinduan, yang tercipta pada jumpa pertama.

Ku cintaimu,
tanpa kata-kata, tanpa bait puisi,
tanpa ungkapan mesra, karena kau tak terlukiskan.

Ku cintaimu,
dengan sepenuh rasa ikhlas, hanya memberi,
sekedar mencipta rindu, tanpa dendam apalagi harap.

Ku cintaimu dengan ikhlas...
karena kau tak mungkin kumiliki.....

Rabu, 24 Februari 2010

Tanda Cinta Jaman Dulu


lembar photo lama ini tak pernah usang dan berdebu.

dalam wujud lahir, apalagi dalam ingatan.

hidup, dan selalu hidup.

selalu jadi penyemangat untuk terus menyusuri waktu.


sisipkan daku dalam hatimu, djangan alfakan sampai mati. (akhir agustus 1967).


itulah sedikit baris kata yang di sampaikan perjaka penyuntingmu.

hingga akhirnya aku lahir empat tahun kemudian.

(karenamu, ibu. aku ada. untukmu, ibu. aku selalu ada)

Senin, 08 Februari 2010

Menimbang Rasa


sebelum kujatuhkan hatiku,
sebelum terlanjur kumerindumu,
agar ku tak merasa salah sangka,
agar ku tak merasa cinta sendiri.


izinkan aku menimbang rasa,
andai sama seperti yang ku rasa,
rasamu adalah rasaku,
kan ku titipkan utuh hatiku.


tapi andai rasa ini berbeda,
biarkan ku pendam bersama duka,
agar tak mudah hati terluka,
agar harap tak lagi menjelma.


kutimbang rasa, semoga...

Kamis, 04 Februari 2010

Menjelma Sempurna


sebenarnya letih menulis sesuatu yang melankolis. tapi apa daya, ternyata masih ada sisa-sisa masa lalu yang belum terkikis habis. masih saja bersemayam di bagian hati yang terdalam, walau semakin hari semakin terpinggirkan.


tak layak rasanya, benang-benang kenangan yang tersulam di masa lalu hendak diurai dimasa kini. mengharap sebuah keajaiban, bahwa waktu bisa berulang dan hati bisa memilih kembali dari awal.


ini sebuah keegoisan rasa. mestinya yang lalu sudah dianggap kadaluarsa. tapi ternyata masih saja bara di genggam, tak sekedar membakar, lambat laun pasti meracuni dan mematikan rasa yang seharusnya ada dan bukan untuk dia.


kewajaran dan pembenaran kadang dijadikan tameng hati. bahwa masa lalu, pahit dan manis pastilah indah dalam kenangan. padahal kenyataan berbicara lain. mestinya cinta tercurah untuk seseorang yang kini setia mendampingi, bukan untuk dibagi ke masa lalu, walau hanya sekedar sekeping hati.


belajar lagi mencintai sebuah hati yang terindah. menulis kembali kisah cinta kekinian tanpa harus terbebani kenangan. merilis ulang rasa yang bersih agar tak lagi tercemar. bahwa kepemilikan cinta yang sekarang dan selamanya, adalah yang terbaik yang bisa di dapatkan.


(maafkan, kalau cinta ini baru menjelma sempurna)


***diperuntukan tuk sahabat-sahabat yang punya masa lalu indah dan tak terwujudkan.

Rabu, 03 Februari 2010

Dia Bukan Dia


wajahnya, cerminkan dia
senyumnya, semanis dia
gayanya, seperti dia
matanya, sebening mata dia


tapi,


ketika dia menyapa, mengucap salam
duh, suaranya tak seperti dia
ketika dia menyebut sebaris nama
duh, namanya bukan nama dia


yakinku, kini


Dia Bukan Dia
(pupus sudah harapan)

Minggu, 31 Januari 2010

Surat Cinta


Dear,


Ini surat cinta yang ku tulis dengan hati, goresannya penuh kerinduan, kalimatnya adalah syair penyerta rasa sayang. Sebagai ungkapan rasa terima kasih atas kebersamaan yang terjalin harmonis sejak pertama kali kau terima rasa ini.


Sebenarnya ku tak pandai merangkai kata atas nama cinta, karena rasa ini sangat sederhana ketika kupersembahkan padamu. Jadi, maafkan kelancanganku andai menggambarkanmu tak seindah nyatanya.


Pernahkah kau dengar dengup jantungku, ketika kau di dekatku? Disana akan kau rasakan getaran harap dan cemas. Harapku padamu, untuk bisa menerima segala kekurangan yang ku emban. Cemasku, andai ku tak mampu mencukupi rasa cintamu.


Izinkan aku menyebut namamu di sembarang waktu, agar aku selalu memiliki kekuatan untuk berbuat lebih baik, lebih berarti, lebih bermakna. Biar namamu lebih terpatri di hati. Karena di sepanjang perjalanan hidup ini, entah berapa lagi sisa waktu yang harus kita tempuh, tak seorangpun tahu. Yang ku tahu, aku ingin melewati sisa waktu bersamamu.


Di bulan penuh kasih sayang ini, bukan bunga yang ingin kupersembahkan. Karena kuyakin kau lebih indah dari sekuntum bunga. Bukan pula segudang pujian. Karena kaulah segala sanjungan. Aku hanya ingin menyampaikan sebait kata penegasan.... bagiku kasih sayang selalu ada tiap waktu semenjak aku memilihmu…



Bekasi, 01 Pebruari 2010


(tuk istriku : terima kasih telah menjaga cinta kita...)



***di tulis sebagai bentuk partisipasi lomba menulis surat cinta yang di usung sahabat http://idana.blogdetik.com/2010/01/31/berbagi-cinta/

Sabtu, 30 Januari 2010

Tirai Hujan


ada yang terlewat ketika mendung menangis,
tersembunyi di balik payung hitam,
senyum yang  muncul hadirkan kenangan,
sesaat saja lalu hilang dibalik hujan.


ingin ku tembus kegelapan,
menyibak tirai air yang jatuh dari langit,
tapi jejakmu terhapus genangan,
tak nampak walau terbathinkan.


sesaat ku tunggumu, dua saat masih kutunggu,
tirai hujan tak juga tersibak,
siapakah wanita kerudung putih di balik payung hitam ?
bukan-kah ..... DIA...?


Rabu, 27 Januari 2010

Mendung



mengharap mentari di tengah rinai gerimis, sinarnya kuharap sampaikan pesan kerinduan untuk pertemuan kedua.

ku telah bangun cinta pada pertemuan pertama, saat cemara bisikan puisi tentang penantian tak bertepi.

ku telah rindu pada seulas senyum biasa, pada bibir merah tak bergincu, tak pula bernuansa genit.

akan kah mendung segera berlalu ?, ku harap hangat mentari mengucap selamat datang cinta.

kata burung pada angin yang berhembus, cinta takan lari walau kau kejar ke ujung bumi, karena cinta bersemayam di hati.

Senin, 25 Januari 2010

Pelangi



ada pelangi di hariku,
dia hadir ketika hujan air mata berhenti mengalir,
mewarnai ruang hati,
yang dulu kelam dan berdebu.

ada warna baru di hidupku,
yang mencerahkan mata hati,
memberi nuansa berani,
bahwa hidup tak mesti berakhir di sini.

dikaulah pelangi hatiku,
merubah sendu jadi rindu,
memantikkan rasa yang telah tiada,
yang lama bersemayam dalam pusara.

selamat datang pelangi cinta,
hidup mestilah berarti....

Jumat, 22 Januari 2010

Berakhir



meremas tanah merah,
menabur harum di pusara,
menetes air mata diukiran sebuah nama,
cintapun bagai daun berguguran,

berakhir sudah pencarian,
berakhir sudah penantian.

Selasa, 19 Januari 2010

Menunggu Harap



garis senja tergambar kejinggaan di ufuk barat,
sebentar gelap menjelang, mengakhiri hadirnya siang,
seperti dirimu yang ada lalu tiada.

malu aku pada rembulan merah, karena masih kutunggumu,
diujung malam, di ufuk timur, di batas malam dan siang,
mengharap mentari membawamu kembali.

Lalu pada siapa ku tautkan rasa,
padahal hatiku telah kau curi.
kau bawa lari ke ujung pandangan, ke seberang lautan,
ke padang ilalang, ke sungai yang mengalir,
kemanapun kau pergi............
ku takut hatiku tercecer di perjalanan hidup.

masih kutunggumu di fajar menyingsing,
mengharap sebuah pertemuan,
walau  cinta tak lagi utuh,
rindu tak lagi membiru, dan rasa menjadi biasa.
tetap kutunggumu, tetap meyakinimu......
menunggu harap menjelma nyata

Selasa, 12 Januari 2010

Puisi Jujur



ada selingkuh di cinta kita, saksinya berlembar-lembar kenangan masa lalu, berpuluh-puluh puisi, dan beberapa buah lagu yang kita cipta bersama waktu dulu.

lembar kenangan tentang rasa yang tidak hanya padamu, bait puisi yang menyiratkan rindu selain dirimu, dan syair lagu yang pura-pura ku tulis untukmu.

jujur kucintaimu apa adanya, tapi juga kucintai dia dan tak pula bisa kulupakan dirinya.  saatnya ku ganti kebohongan dengan kejujuran.....

pengakuan jujur ini, membuatmu bersimpuh menitikkan air mata. sementara kebohongan waktu lalu, telah membuatmu ceria sepanjang waktu. wanita.. oh, wanita... tak mampu kupahamimu.

Rabu, 06 Januari 2010

Susah


susah sekali melupakanmu, mungkin karena rindu sudah memenuhi jantungku, turut mengalir bersama darah, menyusur  nadi dan denyut rasa.


pernah kucampakkan berkali-kali, biar rasa jadi hambar, biar raga tak lagi gemetar, ketika tak sengaja orang menyebut namamu.


beri aku sejenak waktu, untuk melihat cacat cintamu, agar hati tak lagi berat, untuk ucapkan selamat tinggal.


semakin kuberpikir tentangmu, semakin sulit kau pergi dari hatiku. padahal pikirku tentang penghianatan cinta, tentang cara mencampakkanmu.


rasa cinta ini membuatku susah, karena cintamu melekat, tak mau pergi, tak mau migrasi ke lain hati.


ya sudah, kuterima saja cintamu. dari pada aku jadi susah.......

Makna Tajdid


Istilah pembaharuan (tajdid) sering dipakai oleh kalangan yang berpendapat bahwa pintu ijtihad tetap terbuka, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut penyegaran pemahaman terhadap nilai universal yang terkandung di dalam Al-Qur'an. Hal ini perlu dilakukan karena dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh besar terhadap situasi dan kondisi masyarakat.


Tajdid sekurang kurangnya mempunyai dua makna :


Pertama : berarti pemurnian - purifikasi (i'adat al-syai' ka al-mubtada'), yaitu mengembalikan ajaran Islam kepada yang aslinya. Ini dimaksudkan sebagai pemeliharaan ajaran Islam berdasarkan dan bersumberkan Al-Qur'an dan Al-Sunnah al-Shahihah.


Kedua : bermakna pembaharuan - dinamisasi atau reformasi (al-islah), yaitu peningkatan, pengembangan, modernisasi dan yang semakna dengan itu.


Tajdid sesungguhnya dimaksudkan sebagai upaya penafsiran, pengamalan dan perwujudan ajaran Islam dalam konteks kekinian dengan tetap berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Al-Sunnah.


Selamat milad 1 abad, dan sukses muktamar ke-46.

Senin, 04 Januari 2010

Cinta yang tak terucap


jangan sangsikan cinta. ini tulus. tak pernah usang. tak pernah berdebu. tercipta sejak dulu. sampai  kujamukan padamu.


jangan sangsikan rindu. ini rasa ingin bertemu. karena jarak dan waktu. telah menempatkanmu di balik hati yang biru.


terjemahkan saja isyarat cintaku. yang belum sempat terucap tadi pagi. ketika bertemu di tengah gerimis. ketika ku genggam erat jarimu. ketika batal kubisikan cinta karena malu.


nilai saja bahasa tubuhku. yang tiap lekuknya adalah simbol rasa. tentang cinta yang terkemas rapi. dan belum sempat kupersembahkan padamu.


hari ini. dipagi ini. digerimis ini. akan kucurahkan semua rasaku. akan ku tumpahkan semua rindu. agar tidak hanya kau. tapi dunia juga tahu. aku mencintaimu.


tapi cinta tetap tak terucap. hari ini kau tak kutemui. juga hari-hari setelah ini. dimanakah kau...???


ku sembunyikan rasa cinta bertahun lamanya. sementara kau sembunyikan leukemia di tubuhmu.