Bunda,
Sekian lama menerima kasih bunda yang tak berbatas dan tak berujung, adalah anugerah yang tak terhingga bagi ananda. Ketika di timang, ketika di manja sampai akhirnya menjadi dewasa dan jauh dari bunda, bunda tak pernah pergi dari sudut hati yang paling dalam.
Bunda,
Setelah ayahanda berpulang, bunda tetap tegar menjalani hidup. Tetap konsisten membina jemaah, tetap tersenyum dalam perjuangan. Ananda ingat pesan bunda ketika ayahanda hendak di kebumikan, "air mata yang mengalir karena kehilangan orang yang tercinta adalah wajar, tapi jangan sampai kita membebani kepergiannya. Ayahanda telah berada disisiNya, perbanyaklah do'a dan menjadilah anak yang shaleh dan shalehah".
Bunda,
Dalam perjalanan hidup penuh kesendirian, tidak membuat bunda merasa kesepian. Jam tiga pagi bunda telah bersujud dalam tahajud, pagi belum menjelang bunda sudah menyiapkan nasi kuning yang dikemas dalam plastik untuk bunda jual di koperasi sekolah, menyiapkan sarapan untuk cucu-cucu juga menjadi kebanggaan bagi bunda dan dengan sekantong belanjaan bunda berangkat ke sekolah untuk mengajar anak-anak SMP Negeri Sukaraja.
Bunda,
Usia bunda sudah tidak muda lagi. Masa pensiunpun kini bunda alami. Tapi tak pernah membuat bunda meratapi diri. Aktifitas bunda malah semakin bertambah, mulai dari Bandung, Jakarta dan kembali ke Sukabumi. Energi yang bunda miliki seakan tak pernah habis terkuras.
Bunda,
Beberapa bulan yang lalu ketika sang cucu dari Bekasi berulang tahun, bunda datang dengan membawa kue black forest kesukaan Wardah. Bunda juga membawa berita kalau bunda sudah terdaftar sebagai caleg di Sukabumi. Seharusnya ananda yang menerima tongkat estafet ayahanda menjadi seorang politikus, tapi entah kenapa sampai sekarang ananda belum juga merasa siap mengemban amanah rakyat. Ananda akui kalau ananda adalah pendiri salah satu partai di Kab. Bekasi, tapi niat ananda ikhlas tak pernah punya ambisi untuk duduk di Dewan Legislatif, sehingga dengan berbagai cara ananda menolak dukungan teman-teman partai untuk jadi calon legislator.
Bunda,
Bunda pasti paham mengapa partai kita berbeda, walau sama-sama berazaskan Islam. Gambar bendera ananda "Matahari Merah", sementara bunda tetap konsisten dengan gambar "Qiblat", ananda membentuk poros "Perubahan" sementara bunda membentuk poros "Segitiga Emas". Aspirasi politik kita bertolak belakang, namun bunda tetap ada di sudut hati ananda yang paling dalam dan tak pernah luntur.
Bunda,
Tanggal 9 April nanti, ananda berdo'a yang terbaik buat bunda. Bila maslahat bagi umat semoga bunda menjadi anggota legislator, tapi andai terdapat banyak mudharat, lebih baik bunda menjadi guru ngaji seperti yang selama ini bunda jalani.
Bunda,
Andaikan betul bunda mendapat kepercayaan jemaah untuk mengemban amanah rakyat, jaga amanah itu bunda. Agar anak dan cucu bunda semakin bangga dengan bunda. Agar para jemaah semakin merasa yakin dan mencintai bunda.
Bunda,
Ijinkan ananda mencium kakimu....